Minggu, 12 Mei 2013

indeks harga dan inflasi


Inflasi

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
 Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deplator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu:
1.       Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun
2.       Inflasi sedang antara 10%—30% setahun
3.       Inflasi berat antara 30%—100% setahun
4.       Inflasi hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1.      Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar.Dipengaruhi oleh peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral).
2.      Desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi).Dipengaruhi oleh peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
1.      Kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji.
2.      Kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1.      inflasi yang berasal dari dalam negeri, misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2.      inflasi yang berasal dari luar negeri  adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor.Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga.
1.      Inflasi tertutup (Closed Inflation) adalah  kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu.
2.      Inflasi terbuka (Open Inflation adalah  kenaikan harga yang terjadi pada semua barang secara umum.
3.      Inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi) adalah serangan inflasi yang sedemikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot
 Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
  1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  4. Hiperinflasi  (lebih dari 100% / tahun)

Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
  • Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
  • Indeks Biaya Hidup atau cost-of-living index (COLI).
  • Indeks Harga Produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
  • Indeks Harga Komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
  • Indeks Harga Barang-barang Modal
  • Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
Dampak
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8b/Silk_Workers.jpg/200px-Silk_Workers.jpg
http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf2/skins/common/images/magnify-clip.png
Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangatkerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi  karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha,tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung  karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank(debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang  kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Peran bank sentral
Bank Sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang  beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).Saat ini pola inflation targetting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.

INDEKS HARGA

A.   Pengertian
Indeks harga adalah suatu ukuran yang menunjukkan tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke waktu (dari satu period eke periode lainnya).

B.  Latar Belakang Perkembangan Indeks Harga
Sejak abad ke 18 banyak dilakukan penelitian tentang harga barang-barang dipasaran. Ketegangan produsen sebagai pihak penghasil barang dan konsumen sebagai pihak pembeli akan mengakibatkan ketidakseimbangan fluktuasi harga barang.

C.  Ciri-ciri Harga dan Indeks Harga

1. Ciri-ciri Harga
·         Kenaikan dan penurunan harga tergantung pada jumlah permintaan barang di masyarakat.
·         Harga dapat dijadikan sebagai alat penentuan nilai suatu barang dibandingkan barang lain.
·         Harga dapat dipengaruhi jumlah barang dan uang yang tersedia dimasyarakat.

2. Ciri-ciri Indeks Harga
·         Indeks harga digunakan sebagai alat pengukur harga.
·         Indeks harga merupakan ukuran perbandingan dari suatu harga.
·         Indeks harga merupakan alat untuk memperlihatkan perubahan-perubahan harga pada satu / berbagai jenis barang.

D.  Peranan Indeks Harga Dalam Ekonomi
1. Alat bagi pemerintah untuk menetapkan kebijaksanaan dan harga di masa yang akan datang.
2. Indeks harga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan dan kemunduran ekonomi.
3. Indeks harga dapat dijdikan dasar perbandingan untuk mengukur tingkat, kemajuan ekonomi masa sekarang dan sebelumnya.
4.  Indeks harga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan pola dan kebijaksanaan ekonomi secara keseluruhan dan moneter.

E.   Ciri Harga dan Indeks Harga
1. Indeks harga sebagai pedoman nilai standar untuk melakukan perbandingan harga dari waktu ke waktu.
2.  Penetapan indeks harga didasarkan hasil pengumpulan data dari sumber relevan.
3. Indeks harga ditetapkan tidak dari seluruh barang atau populasi barang melainkan dari sampel.
4.  Indeks harga ditetapkan dalam bentuk presentase.
5. Penetapan indeks harga didasarkan waktu normal atau kondisi ekonomi stabil yang berjauhan dengan waktu yang akan datang.


Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi dan http://ekonomi-holic.blogspot.com/2012/06/pengertian-ciri-dan-peranan-indeks.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar